Welcome to the Real-Estate of Surabaya
Saturday, June 16, 2007
Harga sudah mulai naik
PENGEMBANG MULAI NAIKKAN HARGA

Surabaya, Kompas

Kendati pasar properti residensial di Jawa Timur boleh dibilang
masih kurang bergairah. Akan tetapi, sebagian pengembang mulai
menaikkan harga jual rumahnya walaupun tidak tinggi. Hal itu dilakukan
semata untuk mengimbangi kenaikan biaya produksi seperti belanja
bahan baku dan upah tenaga kerja.
Pemimpin Bank Indonesia Surabaya Lucky Fathul Aziz, akhir pekan
lalu, mengatakan, hasil survei harga properti residensial menunjukkan
adanya kenaikan harga properti selama empat bulan terakhir, khususnya
untuk tipe kecil dan menengah. Harga rumah tinggal rata-rata naik 3,66
persen.
Kenaikan harga banyak terjadi pada proyek perumahan yang dibangun
di luar Sidoarjo, tetapi masih di beberapa kota yang memiliki proyek
dominan, seperti Surabaya, Gresik, Kota Malang, dan Kabupaten Malang.
Direktur Umum PT Jatim Graha Utama (JGU) Erlangga Satriagung
salah satu badan usaha milik daerah yang bergerak di bidang properti,
mengatakan bahwa rumah yang paling banyak diminati adalah tipe kecil
dan rumah sederhana sehat (RSH).
Selain banyak fasilitas dan kemudahan yang diberikan oleh
pemerintah kepada pengembang maupun pembeli RSH, katanya, harga
rumahnya juga relatif terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah
dengan kisaran Rp 1,5 juta - Rp 2 juta per bulan.
Tahun ini, Pemerintah Provinsi Jatim menargetkan pembangunan RSH
bersubsidi sedikitnya sebanyak 20.000 unit. Akan tetapi, yang
terpenuhi diperkirakan kurang dari 10.000 unit.
Selain banyak pengembang yang enggan membangun karena marginnya
kecil, kata Agung, dari sisi pasarnya sendiri juga belum membaik. Daya
beli masyarakat masih sangat lemah akibat belum bergeraknya sektor
riil.
PT JGU sendiri berencana membangun 460 unit RSH untuk tahap awal.
Menambah sekitar 560 unit lagi pada tahap berikutnya. Dalam
pembangunannya tersebut, JGU akan menggandeng beberapa pengembang
yang sudah berpengalaman.
Adapun pembangunan 460 unit RSH yang dikhususkan bagi pegawai
negeri sipil ini sudah dilakukan di atas lahan seluas 5,5 hektar di
daerah Menganti, Kabupaten Gresik.
Adapun 560 unit lagi akan dibangun di beberapa daerah, seperti
Malang, Jombang, Ponorogo, Bondowoso, dan Banyuwangi. (NIK)

posted by Fallan Kurnia Andrianto at 7:52 AM | Permalink | 0 comments
Listrik untuk RSH

LISTRIK UNTUK 12.500 RSH
investasi Jaringan Mahal

Surabaya, Kompas

PT Perusahaan Listrik Negara Distribusi Wilayah Jawa Timur hanya
menyediakan kuota listrik untuk 12.500 rumah sederhana sehat. Padahal,
target pembangunan perumahan yang ditetapkan pemerintah pada tahun ini
mencapai 20.000 unit.
Walaupun kuota listrik yang disediakan lebih sedikit, PLN
memperkirakan belum tentu bisa diserap seluruhnya. Alasannya, minat
pengembang membangun RSH sangat rendah. Permintaan listrik terbesar
justru berasal dari pengembang perumahan yang membangun rumah
komersial atau non-RSH.
Deputi Manajer Pemasaran PT PLN Distribusi Jatim Sugeng Riyono,
Rabu (30/5), mengatakan, sebagai gambaran sampai dengan bulan Maret
2005 lalu, realisasi pemasangan listrik untuk RSH sesuai permintaan
pengembang baru mencapai 904 unit.
Padahal, realisasi pemasangan sambungan baru untuk perumahan non-
RSH telah mencapai 3.000 unit dari kuota yang disediakan sebanyak
10.000 unit. Permintaan pemasangan listrik terbanyak berasal dari
wilayah Sidoarjo sekitar 960 unit rumah dan Surabaya sebanyak 940 unit
rumah. Adapun besarnya daya bervariasi, tetapi yang paling banyak
1.300 watt.
Berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, kata Sugeng, permintaan
penyambungan baru para perumahan non-RSH selalu melebihi kuota. Hal
itu disebabkan tingginya permintaan dari para pengembang.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Bidang RSH Persatuan Perusahaan
Realestat Indonesia (REI) Jatim Triwedianto yang ditemui secara
terpisah mengatakan, rendahnya penyerapan listrik untuk RSH disebabkan
mahalnya biaya investasi jaringan.
PLN hanya mau membiayai pemasangan jaringan listrik untuk
sambungan baru yang jaraknya kurang dari 3 kilometer dari instalasi
yang sudah ada. Lebih dari 3 kilometer, pengembang diwajibkan
menanggung seluruh biaya pemasangan jaringan listriknya.
Biaya pemasangan jaringan baru bagi RSH ini, katanya, sama dengan
biaya pemasangan jaringan baru pada perumahan non-RSH. Padahal, harga
RSH dipatok maksimal Rp 49 juta per unit. Sedangkan harga rumah non-
RSH ditetapkan oleh pasar. Dengan demikian, pengembang RSH harus
memperhitungkan biaya yang mereka keluarkan termasuk untuk memasang
jaringan listrik, jika tidak ingin rugi.
Data sementara yang dihimpun REI menunjukkan pembangungan RSH
sampai dengan akhir Mei 2007 baru mencapai 5.000 unit. "Dari jumlah
unit yang dibangun itu belum seluruhnya sudah direalisasikan ke
pembeli," katanya.
Pada umumnya pemasangan sambungan listrik baru dilakukan apabila
rumah tersebut sudah direalisasikan. Khusus untuk RSH daya listriknya
900 watt.
PT PLN Distribusi Jatim pada tahun ini berencana merealisasikan
pemasangan sambungan baru ke 141.000 pelanggan di seluruh Jatim yang
meliputi pelanggan bisnis, industri, perumahan, serta sosial. Kuota
baru tersebut mengalami kenaikan dibandingkan realisasi tahun lalu
yang mencapai 131.000 pelanggan.

KOMPAS Jawa Timur - Kamis, 31 May 2007 Halaman: 2 Penulis: Astuti, Runik Sri




posted by Fallan Kurnia Andrianto at 7:45 AM | Permalink | 0 comments
Comment saya

Dipasarkan, Rumah Rp 25 Jutaan * Perumnas Bangun 2.000 Unit

Surabaya, Kompas

Perum Perumnas Regional VI Jatim menargetkan pembangunan 2.000
rumah tipe kecil untuk memenuhi kebutuhan hunian layak bagi
masyarakat. Ini di antaranya rumah generik yang ditawarkan dengan
harga sekitar Rp 25 juta per unit.
Asisten Humas dan Kerja Sama Operasional Perum Perumnas Regional VI Jatim Rus Wahono pada Jumat (2/3) mengatakan, selama ini Perumnas berkonsentrasi pada pembangunan rumah sederhana sehat (RSH). Akan tetapi, pada tahun 2007 mereka mencoba menawarkan inovasi dibidang pembangunan RSH dengan membangun rumah generik berbahan lebih murah. Kehadiran rumah generik ini untuk menampung aspirasi
masyarakat berpenghasilan rendah, seperti buruh dan karyawan swasta…

Dikutip dari : KOMPAS Jawa Timur - Sabtu, 03 Mar 2007
Halaman: 2 Penulis: Astuti, Runik Sri

Komentar:

Pembangunan rumah sederhana sehat, yang harganya dapat terjangkau oleh pendapatan kalangan ke bawah sangatlah baik. Minat masyarakat kalangan menengah ke bawahpun sangat banyak bila Perumnas menargetkan sebanyak 2000 unit rumah tipe kecil yang harganya berkisar sekitar Rp.25 Juta per unitnya.

Karena banyak masyarakat kalangan menengah ke bawah maupun kalangan bawah ingin mempunyai rumah yang harganya relatif murah dengan kualitas yang terjamin.

Dengan membangun rumah generik yang lebih murah tersebut maka akan dapat meringankan sedikit beban hidup mereka karena disamping untuk pembangunan rumah harga tanah di surabaya juga agak sedikit tinggi dan untuk pemakaian pemasangan listrik, tidak sedikit biaya yang akan dikeluarkan masyarakat. Perumnas juga sebaiknya meratakan pembangunan rumah generik layak huni bagi daerah surabaya yang mempunyai masyarakat pendapatan per kapita relatif rendah.

Dengan adanya pembangunan perumahan sederhana sehat (RSH) yang relatif murah ini diharapkan surabaya memiliki masyarakat yang sudah mempunyai rumah layak huni yang telah disediakan oleh Perumnas agar tidak adanya lagi masyarakat pemukiman kumuh dan masyarakat yang terlantar di daerah-daerah surabaya.
posted by Fallan Kurnia Andrianto at 7:39 AM | Permalink | 0 comments
Memilih Real-Estate?

Memilih RSH(Rumah Sederhana Sehat) daripada Real-Estate

Pembangunan perumahan di surabaya telah makin diminati oleh banyak orang. Tidak seperti real-estate, kebanyakan orang di surabaya lebih cenderung memilih perumahan yang bersifat sederhana namun menjaga kualitas kesehatan (RSH). Mengapa mereka lebih cenderung memilih rumah sederhana sehat daripada di real-estate?

Dilihat dari faktor penghasilan, Mayoritas orang di surabaya berpenghasilan minimal ± Rp.800.000 sampai dengan Rp.1,4 Juta dan Rp.1,4 Juta sampai dengan Rp.2 Juta yang bekerja sebagai karyawan kantor atau perusahaan swasta, karena kredit untuk pemilikan rumah sederhana sehat (RSH) seharga Rp 46 juta per unit saja belum tentu terjangkau penghasilan mereka, terlebih lagi jika setiap tahun harga perumahan sederhana sehat makin melonjak, itu dapat dilihat dari semakin meningkatnya jumlah orang di surabaya karena migrasi dari kota lain ataupun dari desa, yang mungkin belum mempunyai cukup faktor pendukung bagi kesehatan, pekerjaan maupun pendidikan mereka yang tidak mereka temukan seperti di surabaya.

“Mengapa membeli rumah terlalu mahal jika kebutuhan hidup saja tidak bisa terpenuhi, lebih baik membeli kebutuhan makanan dan pendidikan yang cukup untuk anak, daripada uang habis untuk membeli rumah di perumahan mewah tetapi kebutuhan sulit terpenuhi”. kata salah satu orang yang memiliki rumah di perumahan sederhana sehat (RSH) di daerah tandes.

Orang-orang yang berpenghasilan menengah kebawah saja lebih meminati perumahan untuk kalangan bawah meskipun yang harganya masih agak dibawah penghasilan mereka yang berkisar kurang dari Rp.200 Juta ke bawah. Jika membeli rumah di perumahan kelas menengah ke atas belum tentu dapat menguntungkan mereka karena disamping kebanyakan harga tanah yang terlalu tinggi menyebabkan minat orang kalangan menengah menurun, apalagi tidak semua tanah yang tersedia telah dilengkapi oleh infrastruktur. Hal ini menjadi kendala karena pengembang harus melengkapi sendiri lokasi perumahannya dengan infrastruktur, dan belum lagi mengeluarkan biaya untuk pemasangan listrik untuk rumah mereka.

Tetapi untuk kebanyakan orang berpenghasilan tinggi mereka dapat membeli rumah di perumahan mewah yang harganya berkisar Rp.80 Juta sampai dengan Rp.5 Milyar yang telah disediakan oleh Yayasan Kas Pembangunan Kota Surabaya sebesar 30 persen saja, karena dengan berbagai faktor yang menurunkan minat kalangan menengah maka, 70 persennya dibangunlah perumahan yang harganya kurang dari Rp.200 Juta ke bawah yang kondisinya masih lebih dan kualitas yang tidak buruk untuk ditempati.

posted by Fallan Kurnia Andrianto at 7:33 AM | Permalink | 0 comments
Terima kasih telah datang